Ilustrasi
PASURUAN, titiksatu.com-Minyak goreng menjadi barang primadona kalangan emak-emak belakangan terakhir. Harganya yang menjulang, menuntut emak-emak untuk rela melakukan apa saja, demi mendapatkan minyak goreng (migor) murah. Mulai antrean panjang hingga berebut ke minimarket yang menyediakan migor murah.
Bahkan, tidak sedikit pula yang mensiasati penggunaan migor agar lebih hemat. Dengan memakainya berulang kali. Bahkan bisa sampai mencampurkan migor dengan plastik, agar migor yang menghitam bisa lebih jernih.
Biasanya, hal itu dilakukan oleh kalangan oknum pedagang jajanan anak-anak. Lalu amankah penggunaannya bagi kesehatan?
Ketua Umum Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) Pasuruan Raya, dr. Ugik Darmoko mengungkapkan, idealnya penggunaan minyak goreng digunakan hanya sekali pakai. Namun kenyataannya, banyak emak-emak ataupun pedagang yang memakainya berulang. Bahkan, ketika warnanya sampai menghitam.
“Memang tidak bisa dipungkiri, banyak yang melakukannya. Apalagi di tengah kondisi di mana minyak goreng sulit didapatkan dan harganya mahal,” kata Dokter Ugik.
Ia memaparkan, penggunaan minyak goreng yang berulang, akan membahayakan kesehatan. Karena menjadi sumber datangnya penyakit. Salah satunya kanker.
Kanker sendiri merupakan penyakit berat yang sulit disembuhkan. Karenanya, sebisa mungkin menghindari penggunaan minyak goreng berulang atau jelantah.
“Kanker hanyalah salah satu resiko dari penggunaan minyak goreng yang dipakai berulang. Karena, masih banyak resiko atau ancaman gangguan kesehatan lain dari minyak goreng yang dipakai berulang-ulang. Kolesterol tinggi hingga jantung,” tandas lelaki yang menjabat Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Pasuruan ini. (and/rif)