RAPAT : Kegiatan paripurna LKPJ Bupati Pasuruan tahun 2022 yang dilangsungkan di kantor dewan
BANGIL, titiksatu.com – DPRD Kabupaten Pasuruan menggelar rapat paripurna Laporan Kerja Pertanggung Jawaban Bupati (LKPJ) Pasuruan 2022, Kamis (9/3). Dalam rapat paripurna itu, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf membeberkan hasil kerjanya selama 2022 kemarin.
Salah satunya, berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan. Di mana, ada kenaikan sebesar 5,32 persen. Struktur ekonomi Kabupaten Pasuruan didasarkan PDRB memberikan kontribusi pada 5 sektor lapangan usaha terbesar.
Yakni industry pengolahan 60,25 persen; kontruksi 11,20 persen; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor 9,59 persen; pertanian,kehutanan,perikanan 6,24 persen; penyedian akomodasidan makan minum 3,84 persen; informasi dan komunikasi 2,84 persen dan administrasi pemerintah,pertanahan dan jaminan sosial wajib 1,10 persen.
Selain itu, Bupti juga menguraikan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang cenderung mengalami peningkatan. Bahkan, peningkatan yang terealisasi, berlangsung berturut-turut, sejak 2020 hingga 2022.
Menurut Gus Irsyad, tingkat IPM pada 2021 lalu, hanyalah 70,25 persen. Sementara pada 2022, mencapai 70,55 persen. Ada kenaikan 0,43 persen antara 2021 dengan 2022. Tingginya tingkat IPM di Kabupaten Pasuruan, dipengaruhi beberapa komponen.
Beberapa komponen yang dimaksud, yakni tingkat kesehatan, pendidikan serta ekonomi. Di sektor pendidikan misalnya. Rata-rata lama sekolah, mengalami peningkatan sebesar 0,13 persen. Jika sebelumnya hanya 7,41 pada 2021, pada tahun berikutnya mencapai 7,42.
Begitu juga dengan harapan lama sekolah. Ada kenaikan 1,43 persen dari yang semula 12,58 menjadi 12,76 pada 2022. Komponen penting lainnya, yakni ekonomi, ada kenaikan sebesar 4,17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tak lepas dari upaya pemulihan paca pandemi Covid-19.
Meningkatnya pengeluaran perkapita pada 2022, diklaim mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Pasuruan. Gus Irsyad menegaskan, tingkat kemiskinan tahun 2022, mengalami penurunan. Dari yang sebelumnya mencapai 9,7 persen pada 2021, pada 2022 mhanya sebesar 8,96 persen. “Bahkan, angka kemiskinan Kabupaten Pasuruan, masih di bawah angka kemiskinan Jawa Timur yang mencapai 10,49 persen dan nasional 9,54 persen,” bebernya.
Gus Irsyad menguraikan, sepanjang 2022 lalu, realisasi pendapatan mencapai Rp 3,352 triliun. Sementara pada tingkat belanja, terealisasi Rp 3,450 triliun. Dengan kondisi tersebut, masih menyisakan SILPA hingga Rp 372 miliar.
Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan menunjukkan hal yang positif. Karena, berada di atas rata-rata Jawa Timur bahkan Nasional.
Begitu juga dengan tingkat pengangguran yang masih lebih rendah. Jika harus dibandingkan dengan Provinsi dan nasional. Hanya saja, hal yang perlu dipacu, memang tingkat IPM. Karena, masih di bawah rata-rata Jawa Timur dan juga nasional.
“Memang untuk IPM perlu dipacu hingga masa periode jabatan Gus Irsyad dan Gus Mujib. Agar bisa melampaui Jawa Timur dan Nasional,” jelasnya. (and/rif/*)