Ilustrasi Kunker Dewan
BANGIL, titiksatu.com – Anggaran kunjungan kerja (kunker) DPRD Kabupaten Pasuruan tak lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Penurunan uang saku, menjadi salah satu faktor penyebab turunnya alokasi anggaran untuk kunker tersebut.
Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan menguraikan, tahun 2022 ini, besaran alokasi anggaran untuk kunker dewan memang turun. Biasanya, besaran dana untuk kunker dialokasikan Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar.
Namun, tahun ini hanya Rp 15 miliar. Penurunan itu, bukannya tanpa alasan. Salah satunya, dipengaruhi menurunnya uang saku untuk dewan.
“Ada penurunan uang saku. Ini yang akhirnya mempengaruhi besaran anggaran keseluruhan untuk kunker,” jelasnya.
Hal ini dampak dari Perpres 33 tahun 2020 Tentang Standar Harga Satuan Regional yang diberlakukan sejak 2021 lalu. Munculnya Perpres, membuat uang saku yang diterima legislatif untuk kegiatan kunker anjlok.
Berdasarkan informasi, uang saku anggota dewan semula berkisar antara Rp 525 ribu hingga Rp 2,25 juta per hari. Untuk di dalam wilayah Kabupaten Pasuruan, bisa mendapatkan Rp 525 ribu per harinya. Sementara di wilayah Provinsi Jatim, sekitar Rp 2,15 juta per harinya. Sedangkan di luar Provinsi Jatim, bisa mencapai Rp 2,25 juta per harinya.
Namun, kini uang saku tersebut, anjlok. Besarannya, rata-rata Rp 160 ribu hingga Rp 530 ribu per harinya. Untuk di dalam Kabupaten Pasuruan, uang saku yang mereka terima, sekitar Rp 160 ribu. Sedangkan di dalam Provinsi Jatim, sekitar Rp 360 ribu. Dan untuk luar Provinsi Jatim, sekitar Rp 370 ribu. Khusus untuk Jakarta, bisa mencapai kisaran Rp 530 ribu.
“Imbas penurunan itu pula, kebanyakan teman-teman dewan memilih kegiatan dengan jarak dekat. Jalur darat dipilih. Apalagi, di tengah pandemi Covid-19, mobilitas tinggi ke luar provinsi akhirnya dikurangi,” jelasnya. (and/rif)