BANGIL – Rencana penetapan SMAN 1 Taruna Madani di SMAN 1 Bangil menuai perdebatan. Bahkan legislatif provinsi pun meminta agar hal itu tidak dilakukan.
Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jatim, Eddy Paripurna menguraikan, penetapan SMAN 1 Taruna Madani di SMAN 1 Bangil jelas berdampak terhadap nasib pelajar yang ingin bersekolah di SMA negeri. Karena, SMAN 1 Bangil merupakan satu-satunya SMA negeri yang ada di Bangil.
Sekolah setempat bahkan bukan hanya menjadi jujukan warga Bangil. Karena juga menjadi acuan bagi pelajar di empat kecamatan yang lain. Yakni pelajar dari Kraton, Rembang, Gempol dan Beji.
“Lalu, bagaimana nasib mereka nantinya. Mau sekolah di mana?,” ungkapnya.
Karena itulah, politisi yang berdomisili di Pandaan, Kabupaten Pasuruan tersebut mendorong agar SMAN 1 Taruna Madani tidak ditempatkan di SMAN 1 Bangil. Artinya, keberadaan SMAN 1 Taruna Madani harus berdiri sendiri.
Bila mendompleng di SMAN 1 Bangil, banyak dampak yang ditimbulkan. Selain pengurangan kuota, juga dampak sosial yang akan ditimbulkan.
“Jelas, nantinya ada dampak sosial antara siswa reguler dengan siswa Taruna Madani,” sampainya.
Ia tak memungkiri, keberadaan Taruna Madani memiliki konsep yang bagus. Karena menggabungkan pendidikan umum, dengan keagamaan dan kesamaptaan. Sehingga, diproyeksikan bisa mencetak calon-calon pemimpin di masa depan.
Namun, yang perlu digaris bawahi, nasib pelajar yang tidak mampu nantinya. Mengingat, sekolah setempat, berbayar dengan biaya yang tak murah. “Konsepnya bagus. Tapi, tidak harus ditempatkan di SMAN 1 Bangil. Harus di tempat lain,” singgungnya. (ar/rif)