Pasuruan, titiksatu.com – Rayusan warga Mojokopek, Desa Mojoparon, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan bersama LSM LMPI melakukan unras di kantor Desa Mojoparon dan PT. Mitra Alam Segar, Selasa siang (14/11). Aksi ini dipicu lantaran warga sudah tidak betah akibat Sikap PT. Mitra Alam Segar.
Puluhan warga itu menilai bahwa kepala desa mojoparon tidak mampu memberikan solusi terbaik bagi warga Mojokopek, bertahun-tahun dicekoki bau limbah, serta sumur yang mengering akibat Air Bawah Tanah yang mengering dan tak keluar sumber air lagi.
Teraaa semakin sesak disadari wargapun melakukan aksi sebagai bentuk penolakan atas akibat polusi yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Warga tersebut melakukan longmach dengan menaiki dua mobil avanza, pickup, dan truk yang dilengkapi sound sistem. Tidak hanya itu, warga juga membentangkang beberapa banner yang bertuliskan “kemana larinya kompensasi dari perusahaan di Mojoparon, manajemen perusahaan tidak perduli dengan kerusakan alam yang terjadi, adanya pabrik ale-ale menguras sumber air sumur kami, ojok korbano kesehatane warga demi kepentingan bisnismu, jangan tukar sumber air sumur kami dengan segelas ale-ale, kami tidak percaya lagi dengan Kades Mojoparon, Warga sejahtera hanya ilusi dan janji manis.
Saat disambangi para pendemo dikantornya pak lurah atau sering disapa H.Soleh ternyata tidak ada ditempat “Pak Lurah sedang tidak ada di kantor sedang ada rapat,” kata H. Sodiq pamong setempat.
Warga Mojokopek barat yang berinisial Bj mengungkapkan bahwa warga tersebut terkhusus RT.01/RW.07 sudah muak terhadap sikap arogansinya dan ketidakpedulian terhadap warga Mojokopek,”Tidak tau kenapa saya mau dipecat dari ketua RT tanpa ada alasan yang jelas terus masalah sumur warga kering juga diam saja,” ungkapnya.
Setelah satu jam orasi di depan kantor Desa dan tidak ada satupun perangkat desa yang mau menemui warga. maka pendemo melanjutkan ke pt. Mitra Alam Segar/pt. ale-ale untuk melanjutkan aksi demo mengenai Limbah hingga CSR.
Salah satu pedemo dari masa ibu ibu berinisial SI terlihat tetap semangat dan berteriak,”saya tetep semangat sampek tuntutan warga mojokopek barat terkabul,” ujar ibu paruh baya itu.
Abdurahman menjelaskan aksi demo di sudah sering terlaksana dan susah berkali-kali, warga akan terus melakukan aksi lagi dan tentunya akan lebih besar.
Ditempat yang sama Abdurrahman menambahkan, selama ini pikah perusahaan tergolong diam saja, maka dari itu kami menuntut kepada pibak perusahaan yakni, Tentang sumur kering/sumber air yang asat lisasaidian beralih fungsi menjadi sapitank, Kebisingan dari mesin produksi, Bau yang menyengat diduga seperti bau HCL berpengaruh pada pernafasan, Tidak adanya koordinasi/solidaritas sama warga tentang pipa PDAM yang lewat lingkungan, Tidak adanya koordinasi/sosialisi sama warga tentang pemasangan tiang listrik, Tidak adanya sosialisasi pintu masuk PT. MAS yang lewat lingkungan yang sudah bertahun-tahun, CSR warga genengan dan mojoparon perlu diperhatikan.
Abdurrahman menjelaskan bahwa pihak perusahaan dalam waktu dekat akan melakukan pembenahan dan memenuhi tuntutan warga,”Kita lihat kedepan, jika perusahaan masih mlempem tidak ada perubahan, maka kami akan membawa massa yang lebih banyak,” pungkasnya (jbr/ rif)