Home / Berita

Kamis, 15 Desember 2022 - 17:55 WIB

Bos Tambang Bantah Tuduhan, Jaksa Tetap Pilih Seret ke Penjara

MINTA BEBAS : AT saat menyampaikan duplik. Ia meyakinkan kalau tidak melakukan penambangan sehingga harusnya dibebaskan. 

BANGIL, titiksatu.com – Pledoi dan duplik bos tambang galian C asal Surabaya, Andrias Tanujaja, dinilai tim JPU Kejati dan Kejari Kabupaten Pasuruan hanya untuk mempengaruhi majelis hakim PN Bangil. Karena itu, tim JPU memastikan untuk tetap pada tuntutan.

Yakni menyeret terdakwa ke penjara dengan waktu lama, 5 tahun. Serta mendenda terdakwa hingga Rp 75 miliar. Karena, perbuatan terdakwa, memicu kerusakan alam yang luar biasa.

“Kami tetap dengan tuntutan. Karena, perbuatan terdakwa tersebut, berdampak terhadap kerusakan lingkungan yang besar,” beber salah satu anggota tim JPU Kejari Kabupaten Pasuruan, La Ode Tafri Mada seusai sidang pembacaan duplik oleh terdakwa di PN Bangil, Senin (15/12/2022).

Baca Juga  Paripurna LKPJ 2022, Pertumbuhan IPM Jadi Perhatian Dewan

Menurut Mada-sapaannya, terdakwa hanya berusaha untuk membela diri atas apa yang dilakukannya. Dalam pledoi ataupun duplik yang disampaikan, ia bersikukuh tidak melakukan penambangan. Dalihnya, aktivitas di Bulusari, Kecamatan Gempol, hanya sebatas untuk merealisasikan perumahan TNI AL.

Padahal, ada profit yang dikejar terdakwa dalam pengerukan lahan setempat. Akibatnya, alam menjadi rusak. “Ia berusaha membela diri. Tidak melakukan penambangan. Padahal, kami memandang, terdakwa merupakan otak dari penambangan illegal tersebut,” sambungnya.

Sementara itu, dalam sidang pembacaan duplik oleh terdakwa kemarin (15/12), AT bersikukuh tidak bersalah atas dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pasuruan. Berdasar akta notaris ia hanya pemegang saham minoritas (45 persen) dan bukan pengendali perusahaan yang dijabat Direktur PT Prawira Tata Pratama (PTP).

Baca Juga  Kaca Kantor UPT Pasar Poncol Dipecah, Wawali "Marah"

Ia bahkan menganggap, tuntutan JPU, berbeda-beda penjelasannya. Kesaksian ahli, Yosafat, yang melakukan penghitungan bukaan lahan seluas 27 hektar dan jumlah material yang digali tidak sesuai. Lahan yang dimiliki PT PTP seluas 20 hektar, dengan luasan lahan yang dilakukan penggalian hanya seluas 5 hektar.

“Sangat tidak cocok mengkaitkan hitungan ahli dengan luasan yang hanya 5 hektar. Perbedaan ini menghasilkan hitungan yang sangat spektakuler yaitu ada dana hasil galian sebesar Rp 228 miliar,” ujarnya.

AT pun memohon kepada majelis hakim untuk memberikan putusan yang adil. Karena jika ia dianggap melakukan penambangan illegal, ia pun mempertanyakan. Karena selama tiga tahun, aktivitas itu berjalan terang-terangan.

Baca Juga  Kompak Edarkan Pil Koplo, Tiga Sekawan Diringkus

“Di mana peran aparat penegak hukum dan Bupati Pasuruan yang membiarkannya. Karena kegiatan penambangan adalah kegiatan terbuka yang diketahui secara kasat mata,” tandasnya di persidangan.

Semua kegiatan itu diawali dengan adanya perjanjian kerja sama antara PT PTP dengan Pasmar untuk membangun perumahan prajurit TNI. Ini diperkuat surat Danpasmar tertanggal 16 Oktober 2017 kepada Bupati Pasuruan.

“Jangan saya yang orang awam dan tidak mempunyai kemampuan melawan, dijadikan sebagai korban dan kambing hitam. Saya hanya bisa bersandar dan berharap pada keadilan dari majelis hakim,” harapnya. (and/rif)

Share :

Baca Juga

Berita

Kerja Nyata, Jadi Senjata Partai Gerindra
Sinergi : PJ Bupati Andriyanto bersama TNI Polri gelar pembukaan TMMD di Lapangan A. Yani Grati, Kab Pasuruan

Berita

Gelar TMMD ke 119 Pj Bupati Minta TNI Polri dan Pemda Bersinergi

Berita

Humas CV Wahyu Putra : Kami Tidak Pernah Dianggap Ada

Berita

Data RDKK Acakadut, Petani Rembang Kalut

Berita

Pembunuhan di Purwosari Terungkap: Pelaku Sakit Hati Ditolak Ngutang

Berita

Pulihkan Lahan Kritis, Galakkan Penanaman Pohon. Wujud Kontribusi Perusahaan Demi Cegah Bencana di Pasuruan
Diresmikan : Ketua DPRD kunjungi Pojok UKM dan melihat hasil produksi kerajinan tangan Kabupaten Pasuruan

Berita

Ketua DPRD Resmikan Pojok UKM Sebagai Ajang Promosi Usaha Mikro

Berita

Waspada! BPBD Beri Peringatan. Ancaman Bencana Masih Beresiko Lama