TUMPENG : Protes Taruna Madani sekaligus memperingati hari ultah SMANBA. Alumni meyakinkan kalau SMANBA tetap harus ada.
BANGIL, titiksatu.com – Aksi protes tidak hanya bisa dilakukan dengan demo. Tapi bisa dengan bagi-bagi tumpeng dan kue.
Cara berbeda inilah yang dilakukan alumni SMAN 1 Bangil untuk menolak pendirian SMAN 1 Taruna Madani. Jika biasanya demo dengan membentangkan spanduk, mereka memilih dengan bagi-bagi kue dan pemotongan tumpeng.
Hal ini sebagai bentuk sindiran kepada Gubernur Jatim. Lantaran ngotot untuk mendirikan SMAN 1 Taruna Madani di SMAN 1 Bangil. “Kami memiliki kenangan dan perjuangan di sekolah ini. Jangan renggut itu semua dengan SMAN 1 Taruna Madani,” ungkap Mukhlis, salahs atu alumni SMAN 1 Bangil.
Aksi tersebut berlangsung Kamis (17/2). Mukhlis mengaku, sengaja menggelar bagi-bagi kue dan tumpeng. Hal ini untuk memberikan pengetahuan kepada para siswa atas perjuangan dalam mempertahankan SMANBA.
Jangan sampai SMANBA hilang gara-gara adanya Taruna Madani. “SMANBA harus dipertahankan. Karena disinilah perjuangan kami dan generasi di masa datang. Jangan sampai hilang,” imbuhnya.
Bagi-bagi kue dan kue itu juga bentuk sindiran. Kepada Gubernur jajarannya. Karena kebijakan yang diberikan, tidak memihak rakyat kecil. “Alumni ini ada. Kami juga merayakan ultah ke 41 SMANBA. Jangan sampai, ultah SMANBA tidak ada lagi di masa mendatang karena Taruna Madani,” tandasnya.
Seperti yang disampaikan Mukhlis, SMAN Taruna Madani sah-sah saja berdiri. Asalkan, tidak di lahan SMAN 1 Bangil. Karena, jelas akan berdampak terhadap SMAN 1 Bangil. Khususnya kuota.
Jumlah untuk warga Bangil dan sekitarnya akan berkurang. Belum lagi biaya, yang “menyundul langit”. Serta persoalan lain yang bisa muncul, akibat pendirian Taruna Madani itu di SMAN 1 Bangil.
“Yang jelas kami menolak, kalau SMAN 1 Taruna Madani tetap didirikan di SMAN 1 Bangil,” timpalnya. (and/rif)