PROTES : warga, alumni dan aktivis di wilayah Kabupaten Pasuruan saat protes persoalan SMAN 1 Taruna Madani di Gedung Grahadi Surabaya. Mereka mendesak Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa membatalkan pendirian SMAN 1 Taruna Madani di SMAN 1 Bangil.
PASURUAN, titiksatu.com – Ratusan, warga, alumni dan aktivis Kabupaten Pasuruan menggruduk Kantor Grahadi Surabaya. Mereka menuntut agar pendirian SMAN 1 Taruna Madani di SMAN 1 Bangil dibatalkan.
Penyebabnya, program tersebut tidak berpihak kepada masyarakat. “Kalau sampai dilanjutkan, kami minta Gubernur Jatim mundur saja dari jabatannya,” tandas Wakil Gubernur LIRA Jatim, Ayik Suhaya.
Ayik menegaskan, tak menolak pendirian Taruna Madani. Asalkan bukan di SMAN 1 Bangil. Sebab, bila menumpang di SMAN 1 Bangil, akan mengurangi kuota bagi siswa yang akan belajar di SMAN 1 Bangil tersebut.
Padahal, keberadaan SMAN 1 Bangil merupakan rujukan bagi pelajar di lima kecamatan. Yakni Bangil, Rembang, Kraton, Beji dan Gempol. “Mau sekolah di mana adik-adik kami,” pekiknya.
Ia memandang, Taruna Madani tidaklah berpihak kepada masyarakat. Mengingat, biaya untuk bersekolah di SMAN 1 Taruna Madani tidaklah murah. Saat masuk, mereka harus membayar Rp 17,5 juta. Dana itu, untuk membayar seragam dan biaya masuk. Belum lagi, untuk biaya bulanan.
Besarannya mencapai Rp 2,5 juta. Jelas sangat memberatkan para orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya di sekolah setempat. “Batalkan. Atau kami akan demo besar-besaran,” imbuhnya.
Sayang, mereka tidak ditemui Gubernur Jatim ataupun Kadispendik Pemprov Jatim. Hanya, Agus salah satu Kabid di Dispendik Jatim yang menemui. “Kami akan aksi lagi. Sampai bisa bertemu dengan Gubernur,” tegasnya. (and/rif)